Laman

Sabtu, 02 Juli 2011

tanah lahirku

gentarnya langit seraya mengundang angin menyeret halimun hanya bersilang tinggi ilalang menutup wajah tepian tanah malaqbi ku, bentangan layar terangkul beliung mengangkat biduk mungil menentang tiang tak akarnya ia  bertitik 7 menguatkan bibir-bibir pesisir, gelap merebut terang mengusir pulang para penjaga hutan menyerpi bisu sapo-sapo pa'banua yang siap menjemput mimpi setelah lelah menitih di 7 mata air yang mengulur setiap sisi di sisa-sisa jejak para arruang. tamparan garis-garis hidup tangguh dari tangan-tangan para parrabana mengutus gemuruh gurindam dalam darah mengalir tegas menyebar hasrat sabda penghibur tomalaqbi, sang ayu tipalayo tak kuasa menahan pancaran anggun tersaksi mata para pa'banua di atas saiyyang pattu'du membidik iri para hati yang cinta hormat pada kain sa'be melilit tubuh ayu di atas anggun buah para panette'. sedikit tenang mulai kembali, senyum di hantar kaki pattu'du memecah karang menyayat takut keberanian itu dalam tiap ujung kepala sandeq. yang mngguling halimun menyambut mentari hangat dengan terbentang layarnya.
lahirku bukan untukku, tapi untuk lita' papadiangngu, untuk menata rapi pilleteanna tomawuwengngu, meceritakan amalaqbianna kanne'u. .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar