Laman

Jumat, 08 Juli 2011

setengah matang

Dewasanya hati tidak selalu menemukan jawab dari tanyanya, tak hayal tanpa rasa tanggung sesosok bayang yang meski masih ter-amat asing retak begitu saja dalam mata. Ada saat di mana hujan tak pernah turun maka rasa yang SETENGAH MATANG sulit hilang dari yang terlanjur ternodai akibat ceroboh mengantar lalai pada para pemangku rasa tak menyadari noda-noda kecil pada gumpalan darah tempat rasa mengunjuk beratnya yang menjadi laksamana bak nahkoda di pelayaran lepas. ironi karena tak sedikit yang lalai dan tak banyak yang menyadari kalau ternyata noda-noda kecil mungil itu perlahan dan pasti menghamai setiap benih rasa yang hendak menyempurnakan tunas menyiapkan ribuan kuncup berbuah bahagia.
Tidak kah akan ada lenih banyak lagi tanya hati yang tak berjawab?, bukan soal keberuntungan, bukan soal mencari, apa lagi soal kemampuan. Tapi ini lebih serius. Ini soal garis-garis bercabang yang mengerucut pada garis awalnya membuat waktupun tak perlu menjawab setiap tanya yang ada.
Bukan kah ini malah akan mengundang tanya baru lagi?, dan lain..dan lainnya lagi?, dan lebih banyak tanya lainnya lagi?!!.
Sudah tentu akan ku jawab pasti!.
Lantas kapan rasa akan di kata sempurna sedangkan jawab yang tak kucari tak ujungnya datang di nantianku melengkapi yang tawar, menyentuh yang tidak hingga matang?,
Senyum setengah hati kulepas selalu untuk setiap jawab palsu tanpa atau pun ada tanya.

Polman, 8 Juli 2011.

Sabtu, 02 Juli 2011

tanah lahirku

gentarnya langit seraya mengundang angin menyeret halimun hanya bersilang tinggi ilalang menutup wajah tepian tanah malaqbi ku, bentangan layar terangkul beliung mengangkat biduk mungil menentang tiang tak akarnya ia  bertitik 7 menguatkan bibir-bibir pesisir, gelap merebut terang mengusir pulang para penjaga hutan menyerpi bisu sapo-sapo pa'banua yang siap menjemput mimpi setelah lelah menitih di 7 mata air yang mengulur setiap sisi di sisa-sisa jejak para arruang. tamparan garis-garis hidup tangguh dari tangan-tangan para parrabana mengutus gemuruh gurindam dalam darah mengalir tegas menyebar hasrat sabda penghibur tomalaqbi, sang ayu tipalayo tak kuasa menahan pancaran anggun tersaksi mata para pa'banua di atas saiyyang pattu'du membidik iri para hati yang cinta hormat pada kain sa'be melilit tubuh ayu di atas anggun buah para panette'. sedikit tenang mulai kembali, senyum di hantar kaki pattu'du memecah karang menyayat takut keberanian itu dalam tiap ujung kepala sandeq. yang mngguling halimun menyambut mentari hangat dengan terbentang layarnya.
lahirku bukan untukku, tapi untuk lita' papadiangngu, untuk menata rapi pilleteanna tomawuwengngu, meceritakan amalaqbianna kanne'u. .